Rabu, 24 April 2013

Ippa, Enru Naan Ungkalai Kadalikiren (Sekarang, Aku Merasa Aku Cinta Kamu)



Suatu pagi yang cerah di Chennai Egmore, seorang Railfans berdiri dengan memegang kamera didekat peron, dia adalah Suryaraja Kumar berumur 17 tahun, fotografer ulung dan juga penulis artikel handal tentang kereta-api sedang menanti Nellai Express dari Tirunelveli. Tepat jam 06.35, kereta api yang dinanti-pun tiba dan seperti biasa kamerapun mulai menjepret objek yang ada dan satu lagi koleksi foto telah didapatkan setelah berkeliling India untuk mendapatkan foto tentang tema yang sama. Rangkaian Kereta api pun memasuki peron 5 dan semua penumpang turun dari Kereta. "ah...capai sekali...istirahat aja dulu di peron kali ya..." ujarnya sembari mencoba melepas penat sejenak dan duduk di bangku peron, sampai ketika dia tengah meminum air muncullah sosok yang mengagetkannya. "puuuft!" muncratlah air yang ada di mulutnya karna kaget, seorang gadis cantik yang sama-sama memegang kamera yang mempesonanya, "wow...cakep bener! railfans bukan ya?" tak lama kemudian Raja pun mengikutinya ditengah keramaian, entah karna tak sadar, seorang pencuri menjambret tas gadis tersebut. 

"heeey!!! berhenti kau!!" spontan Raja pun mengejar pencuri tersebut dan kejar-kejaran pun terjadi sampai akhirnya tertangkaplah pencuri itu dan diserahkannya pencuri itu ke Petugas keamanan, tak lama berselang, gadis itupun menghampiri Raja dan Raja pun mengembalikan tas milik gadis tersebut. 

"makasih ya...kamu baik banget..." ujar gadis tersebut. "ah...tidak usah sungkan...mari kita ke kafe untuk berbicara.." pungkas Raja sembari mengajak gadis tersebut ke kafe. "Jadi...kau ini pecinta KA...apa tadi sebutannya?" tanya gadis itu. "Railfans", "Oh iya...kita belum berkenalan, namamu siapa?" tanya Raja. "Anjali, Christopher Raisha Anjali. dan Kamu?” , “Raja, Suryaraja Kumar” , “Nama yang berat ya...” , “Kau juga...namamu seperti bangsawan Portugis di Goa sana, oh iya...kau Kristen ya?” , “Iya, dan nampaknya aku bertemu seorang Hindu yang menyembah Dewa Vishnu” , “Wow...kau menebaknya begitu cepat" mereka pun tertawa terbahak-bahak saling menceritakan masing-masing tentang diri mereka, Raja pun melihat kartu nama di kantong kemeja Anjali, "Christopher Raisha Anjali, Reporter, ABP News...kau bisa berbahasa Hindi?” , “Ya...karena keluargaku juga berasal dari Pune dan menetap di Tirunelveli untuk menjadi kontributor di ABP News” , “Jadi hari ini kau akan meliput apa?” , “hari ini aku Duty-Free, jadi aku kesini untuk menjalankan hobi saja, sama sepertimu, fotografi” , “oh...nice...". 

Satu jam berlalu mereka masih menghabiskan waktu untuk minum kopi dan berbincang-bincang sampai akhirnya Raja pun harus pulang dan Anjali pun segera pergi ke rumah keluarganya di Besant Nagar.

                Dan disuatu pagi, Raja bangun dari tidurnya di pagi hari dan siap memulai hari dengan minum kopi dan membaca "Dina Karan" koran pagi terbit setiap hari, dan yang beda dari hari yang lain adalah, artikel buatannya dimuat dihalaman pertama surat kabar tersebut, segera itu juga dia mengabarkan ke teman barunya, Anjali, "Halo? Anjali? nah ini aku Raja...ada berita bagus lho...” , “apa?” , “coba baca "Dina Karan" hari ini, halaman artkel pilihan paling depan...” , “ya? ini buatanmu?” , “tepat sekali...” , “ah...boleh aku menilai artikelmu?” , “boleh saja...kenapa? ada yang kurang?” , “iya...menurutku isinya kurang berbobot, mestinya..kamu menitik beratkan pada pokok permasalahan yang kamu buat...” , “oh begitu...terimakasih penilaiannya..dan semoga ini jadi pelajaran untuk menulis artikel lain..” , “sama-sama...".

                Hari-hari berlalu dan berjalan monoton, tanpa ada sapaan dan sms dari Anjali, dan entah bagaimana ketika Raja hendak pergi ke kantor berita online "Oru Manikku" untuk melamar pekerjaan, tiba-tiba saja dia mendengar teriakan minta tolong yang ia kenal, secepat kilat, Raja pun menuju tempat suara tersebut, rupanya Anjali yang dikejar sekelompok pemerkosa yang selama ini menjadi buronan polisi.

"Tolong!!!! siapapun!!" teriak Anjali, "Huehehehehehe....tidak ada orang disini...yang ada hanya kita disini..hahahahaha" teriak kelompok tersebut, tergetar hati untuk menolong Raja pun berteriak, "Hey! jangan berani kau sama perempuan!” , “hah! ada seorang gendut berambut keriting bodoh yang mencoba menolongnya...kau pikir kau itu siapa hah?" tantang salah satu anggota kelompok tersebut, "ooow...begitu..dasar pengecut, kalian itu berani sama cewek saja....” , “hey! apa kau? mau mati?!" tantang seorang dari mereka sambil berlari membawa pisau ditangannya untuk dihunuskan ke Raja, dengan sigap Raja mengahabisi salah satu dari mereka hingga yang lain menyusul, tanpa disangka, semua musuh habis dibunuh oleh Raja yang diluar dugaan juga ahli beladiri, "oh...aku mungkin tak akan hidup jika kau tak datang..." ujar Anjali sambil menangis terisak-isak "tepat sekali momentnya aku datang...aku sudah menolongmu dan sekarang kuatkan dirimu...ayo berdiri...” , “terimakasih banyak...." sambil menangis Anjali pun sekali lagi mengucapkan terimakasih sambil memeluknya. "Kau berada dalam bahaya, apa yang kau lakukan sebenarnya? hingga kamu dikejar-kejar seperti tadi?" Anjali pun menceritakan bahwa dia diam-diam meliput tentang kriminalitas yang melibatkan kelompok pemerkosa tersebut, "Kau harus berhati-hati, di Chennai ini sangat berbahaya jika kau melakukan yang aneh-aneh...” , “tapi aku penasaran..." jawabnya memelas, "sudahlah..kalau masih sperti itu biar aku yang temani kau...” , “beneran? aduh makasih ya...” , “ah...tidak usah sungkan...siapa tau aku juga hendak pergi ke stasiun...” , “untuk?” , “lupa ya? aku kan RF...atau siapa tau aku juga mau ke tempat lain" pungkas Raja sambil berusaha mengingatkan dan menenangkan Anjali.

Selesai satu masalah, Raja tiba-tiba teringat urusannya yang tertunda, segera ia mengebut motornya meninggalkan Anjali dan  bergegas menuju “Oru Manikku”. Tanpa dugaan pada hari itu,  akhirnya Raja mengubah status di ID Cardnya menjadi bekerja sebagai wartawan, sama seperti Anjali, hari itupun berakhir dengan tenang, untuk Raja. Anjali pun kembali ke rumahnya dan dia merasa aneh tentang perasaannya, "ya tuhan...kenapa aku selalu memikirkan Raja? apakah pertanda ini?" hal yang tidak jauh bebeda juga terjadi pada Raja, "ada apa ini ya? kenapa hari ini rasanya tidak enak makan dan...selalu mikirin Anjali? apa-apaan ini ya?" , "Pekerjaan sudah dapat...masalah uang selesai...tempat tinggal? Apartemen ini baru lunas..apalagi ya? " . Kebingungan menimpa keduanya, pada esok paginya mereka tak sengaja bertemu di kemacetan, Raja naik motor dan Anjali menunggu bus di halte, spontan juga Anjali menelpon Raja, beberapa detik kemudian Raja pun menerima telpon dan menepikan motornya.

"Halo?” , “hey..ini aku Anjali” , “ha..bagaimana kabarmu?” , “aku baik...kau bisa melihatku?',"hah? dimana?” , “Halte bus didepan Ampa Skywalk kau bisa kesini?” , “oh...bisa..tunggu ya..." walaupun dekat Raja pun mengebut ke Halte tempat Anjali menunggu bus. "Hai...mau kemana kau?” , “ke Vijay TV ada perlu sebentar...",'ayolah..aku antar..” , “tidak apa-apa nih?” , “ah..satu arah ini..” , “ah oke..." perbincangan pun berlanjut ditengah perjalanan sambil tertawa Anjali pun memotong pembicaraan tentang pekerjaan yang Raja berniat lamar kemarin. "oh iya...bagaimana lamaranmu di Oru Manikku?” , “Naandri Vishnu, aku diterima, tapi aku masih freelance” , “owh...selamat ya kalau begitu, dan kau mulai bekerja kapan?” , “mulai senin depan...sekarang kan masih kamis...oh iya, kau hari minggu ada Sekolah Pagi tidak?” , “aku malas...tidak usah ah..” , “hey..apa-apaan ini, aku saja yang lebih rumit ibadahnya mau setiap saat ke kuil, walaupun dalam keadaan tertentu” , “boleh kalau kau mau mengantar” , “ah bolehlah...anything for you...". Tidak terasa kedua orang tersebut tiba di kantor Vijay TV dan hari itupun diakhiri dengan canda tawa dan senda gurau.

Seperti hari-hari yang sebelumnya, perasaan yang aneh dan bayang-bayang dari kedua insan ini masih membayangi masing-masing hati dan pikiran mereka, entah apa yang mereka pikirkan mereka pun segera meminta bantuan pendeta agama mereka, selama beberapa haripun kedua orang ini menjalankan ritual agama masing-masing untuk melegakan diri bahkan Anjali melakukan yoga dan segala sesuatu yang akhirinya tidak ada hasil. Sampai hari Sabtu di pagi hari Anjali mengajak ketemuan di sebuah warung teh di dekat Terminal bus untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Akhirnya Raja pun tiba pada pukul 9.

"Kau mengajakku ketemuan disini ada apa?” , “mmmmmm...aku merasakan hal yang aneh” , “aku juga...beberapa hari ini aku juga merasakan hal yang aneh...seperti aku kebayang wajahmu setiap saat dan....rasanya cukup menyenangkan dan cukup membingungkan” , “apa? akupun merasakan hal yang sama, kenapa bisa begini ya?” , “Ibuku pernah berkata: kalau kau merasakan dan selalu memikirkan seorang wanita berarti kau cinta mati dengannya. Begitulah katanya..” , “apa? masa begitu?” , “ammmm...mungkin kau punya teori lain?” , “aku tak pernah mencari tau tentang hal seperti itu” , “mungkin karena kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu? Sehingga kau tidak sempat mencari tau tentang hal itu” , “ah...aku tidak merasa seperti itu,aku pikir itu suatu perbuatan yang kurang kerjaan dan tidak bermanfaat, dengar! Aku rasa kita baru berkenalan beberapa bulan dan kau menyatakan cinta sekarang? Kau gila?!” , “aiyoyoh...tidak...tidak seperti itu...aku hanya memberitahukan situasi dalam hati seperti apa dan teori yang bersangkutan menurut banyak orang,jadi maaf jika itu mengganggumu, you just call me to meet you and you ask me to say what i'm feel and this is what you get...” , “okay...better i go now..." semenjak itu terjadilah konflik yang memisahkan kedua insan ini untuk waktu yang lama, akibat dari kesalahpahaman dan kesalahan intonasi dalam pembicaraan yang menghancurkan semua. Selama berbulan-bulan mereka tidak pernah bertemu ataupun menyapa lewat SMS atau yang lain, sampai suatu ketika di Stasiun Chennai Central ketika Raja hendak membeli tiket untuk pergi ke New Delhi, Ibukota India.

"New Delhi, Kelas tidur, Tamil Nadu Express untuk satu orang.." pinta Raja ke penjaga loket, "nama lengkap?" tanya penjaga loket tersebut, "Suryaraja Kumar, berapa harga tiket?” , “Rs 670 untuk kelas tidur, untuk tanggal berapa pak?” , “Rabu, 21 Agustus" pungkas Raja.

Setalah menunggu beberapa detik, tiket pun sudah tersedia, tak lama berselang Raja melihat sosok Anjali menuju loket untuk membeli tiket juga namun karena masih teringat tentang konflik yang terjadi, Anjali pun hanya melewati Raja seakan dia tak tau kalau ada Raja didekatnya. Hingga pada hari Selasa 20 Agustus,  Raja mendapat telfon dari Anjali yang mengejutkannya.

"Halo?” , “emmmm...Raja..aku minta maaf aku sudah berbuat salah terhadapmu” , “ah..tak apa...aku juga tau aku salah” , “mmm..Raja...” , “apa?” , “bisa kita bertemu di Stasiun Chennai Central tanggal 21 Agustus? jam 22.00” , “mmmm...bisa..kebetulan aku akan pergi ke Delhi untuk bertemu saudara disana” , “oke...see you there ya...” , “okey..".

Esok hari yang dinantipun datang namun Anjali tidak terlihat di pintu utama, hingga ia tau bahwa anjali ada di peron dan segera menghampiri Anjali.

"Hey...gimana kabar?” , “Baik...sangat baik...dan kau?” , “seperti yang kau tau...sangat baik...” , “hehehehehehe” , “By the way..kau mau kemana?” , “New Delhi” , “wah...satu tujuan...nomor kursi?” , “14 A Kelas Tidur” , “ow...aku 14B dan sama..aku juga di Kelas Tidur"

Pembicaraan terhenti ketika mereka mendengar pengumuman: "Dari jalur 1 akan segera diberangkatkan Tamil Nadu Express tujuan New Delhi via Nagpur..." dan sontak Raja berkata "Wah...kereta kita mau berangkat, cepat!" Akhirnya mereka berhasil menaiki gerbong dan sejenak mereka terhening sebentar setelah capek berlari menuju gerbong, sampai ditengah perjalanan Raja hanya terlihat melamun melihat kearah jendela karena pemandangannya bagus.

"Raja..." Anjali memanggil  dan mengejutkan Raja dari lamunannya"Ya?” , “mmmm...aku mau ngomong sesuatu sama kamu...”  ,  “apa itu?” , “I love you Raja” , “what?” , “I love you i say..",'kenapa begitu tiba-tiba kau mengatakannya?” , “aku tidak tau kenapa, tapi tersadar...kalau teori mu benar..dan ibu ku mengatakan seperti itu dan aku percaya apa yang ibu katakan...dan itu benar , jadi...maukah kau jadi pacarku?”  ,  “tapi...kita berbeda agama...apa yang akan terjadi bila Hindu dan Kristen bersatu?” , “aku tidak tau...yang jelas aku mau bersamamu...” , “Ishveda...aku bersyukur padamu hari ini karena kau mempertemukanku dengan pasangan yang engkau beri ditakdir hidupku..."  ucap Raja dalam hati mengucap syukur, “Hey...Raja...jangan melamun....” ,  "Ah tidak...aku tidak melamun...aku hanya mengucap syukur ke Vishnu, Anjali...aku mau...jadi pasanganmu..selamanya” , “I love you Raja..." Anjali memeluk dan menangis menyatakan cintanya.

                Selama 10 jam perjalanan, mereka menghabiskan banyak waktu untuk bermesraan dan bersenda-gurau, sesampai nya di New Delhi mereka menghabiskan waktu libur mereka berdua dan tak terpisahkan, hingga tiba-tiba Raja terkapar kesakitan saat mereka di Taj Mahal.
                “Raja...raja kau kenapa?” tanya Anjali sambil panik , ”aduuuh...dadaku sakit sekali...” jawab Raja sambil mengepalkan tangannya dan menaruhnya di dadanya menahan sakit, “ayo ke rumah sakit...” ajak Anjali, “bantu aku...aku tidak kuat” pinta Raja.  Dan segera itu juga dengan menggunakan Taksi mereka ke Rumah Sakit terdekat.
                Mereka akhirnya tiba di ICU New Delhi General Hospital, karena pelayanan ICU lebih tepat karena dalam keadaan yang mendesak seperti saat ini. Dengan panik Anjali menunggu keputusan dokter yang mungkin menjelaskan sesuatu yang menakutkannya, 10 menit kemudian, dokter pun menghampiri Anjali dan memberitahukan hasilnya .
                ‘Dokter..apa yang terjadi pada Raja?..katakanlah...dokter..!” tanya Anjali sambil memaksa, “tenang bu...Raja mengalami serangan jantung...karena kolestrol yang ada pada tubuhnya melebihi ambang batas” jawab dokter sambil menjelaskan kepada Anjali apa yang terjadi.
                Setelah pencerahan diberikan dokter dan Anjali mengumpulkan informasi yang banyak di Internet, Anjali pun menghampiri Raja yang masih tertidur di ruang ICU.
                “Raja..” , ”hmmm?” jawab Raja yang masih setengah tidur , “bagaimana bisa kau terkena seperti ini? Kau menjalani hidupmu seperti apa?” , “maksudnya?” tanya Raja yang kebingungan, “begini...gaya hidupmu seperti apa sehingga kau bisa seperti ini?” , ”aku tak tau...yang ku tau hanya makan yang benar, tidur cukup dan jangan terlalu capek” , ”namun makannya yang seperti apa? Kau memakan Kambing atau Babi atau 2 porsi besar Biryani atau lebih parah....kau minum minuman keras dalam jumlah yang melimpah?” , “emmmm...ya, aku seperti itu...aku bahkan tidak sadar kalau aku makan dalam jumlah yang besar, karena aku juga apa yang aku makan sebanding dengan aktivitas yang aku lakukan, tapi kalau soal Miras....aku tidak punya batasan dalam meminumnya” jelas Raja secara mendetail, “nah...itu yang membuat mu seperti ini...kau merusak tubuhmu sendiri dan itu akan membuatmu mati tiba-tiba” , “apa yang harus kulakukan sekarang?” , ”ubah gaya hidup dan buat semua menjadi normal....kurangi porsi makan dan makan daging babi dan kambing, dan hilangkan kebiasaanmu minum-minuman keras, paham?” tanya Anjali sambil agak marah, “oke...aku akan melakukannya” jawab Raja mengiyakannya.
Akhirnya mereka menghabiskan berbulan-bulan di Rumah Sakit menanti Raja sembuh dari sakitnya, hingga pada bulan September tanggal 19, Raja diperbolehkan pulang dengan status dibawah pengawasan, keesokan harinya mereka akhirnya kembali ke Chennai dengan Kereta yang sama dengan mereka pergi ke Delhi, dan masih menjalin cinta mereka. Hingga 3 tahun kemudian akhirnya Anjali menelpon meminta Raja untuk ikut dia ke Pune untuk bertemu Orangtuanya.
"Sayang...aku ingin engkau ikut aku ke Pune” , “untuk apa?” , “aku akan kenalkan kau pada orangtuaku” , “hmmmm...mungkin perlu bebebrapa hari untuk memikirkannya...setelah siap..kita akan berangkat..oke?".
Hanya berselang 3 hari mereka pun berangkat, dengan menggunakan Chennai-Mumbai Express dari tempat yang sama ketika mereka resmi berpacaran 3 tahun yang lalu. Dikereta Raja kembali merasa pusing selama setengah perjalanan, hal ini justru membuat Anjali makin sayang dan care dengan Raja.
“Sayang, kau tidak apa-apa?” tanya Anjali penuh kasih sayang , “aku tidak kenapa....mungkin aku masih kena jantung koroner ini yang membuatku seperti ini..” jawab Raja memelas, “kau tidur saja...oke? biar kamu enakan..” , “oke..” akhirnya Raja tertidur sangat pulas sampai tujuan mereka.Mereka pun sampai di Pune Junction jam 09.30 esok paginya dan menggunakan Auto (taksi roda tiga India)  menuju rumah Orangtua Anjali.
"Selamat Pagi om...nama saya Raja...hmmm saya pasangan yang dipilih oleh Anjali" ujar Raja ke Ayah Anjali "Jadi ini yang bernama Raja...hehehe..silahkan masuk..." , “jadi Anjali sudah cerita ke om?” tanya Raja, “iya..dia sudah menceritakannya pada om...dan om tak tau kalau yang dipilih setampan ini..” , “ah..om ini..saya hanya orang Tamil biasa..bukan keturunan siapa-siapa...” tutup Raja. "Amma...ini Raja...pacarku...” , “Pagi Tante..." sapa Raja ke Ibu Anjali,"Pagi...Selamat Datang di rumah kami...mari duduk.." Jawab Ibu Anjali sambil mengajak Raja,Anjali dan Ayah ke meja makan untuk dijamu. "Jadi...bagaimana kalian bisa bertemu?" tanya ayah Anjali "Pertemuan kita mungkin tidak ada yang bisa duga, karena kita bertemu ditempat yang mungkin kurang umum untuk menjalin cinta..” , “oh ya? dimana?" Anjali dan Raja serentak menjawab "Stasiun Egmore di Chennai” , “ow...jadi kalian bertemu disana? hmmm memang kurang umum..” , “iya...karena saya juga fotografer KA, jadi saya sebelum punya pekerjaan saya hampir setiap hari berada di Stasiun, entah di Chennai atau berkeliling Tamil Nadu” , “oh begitu...memang sekarang Raja bekerja sebagai apa?” , “penulis artikel di kantor berita online Oru Manikku” , “Baru terbentuk ya?” , “iya om...".

Tak lama berselang Ibu Anjali memanggil "Hey...waktunya makan..." sontak semua pun gembira dan bergegas menuju meja makan. Karena Raja mempunyai nafsu makan yang besar jadi disaat yang lain masih makan setengah piring, Raja sudah habis duluan.

"Bagaimana Raja? enak makannanya?" tanya Ibu Anjali ke Raja "Luar biasa....Anjali punya ibu yang hebat seperti tante..." puji Raja, "ah...kau bisa saja..” , “tidak..ini serius...karena ada filosofi Tamil yang mengatakan: Ibu membuat masakan terbaik, rasanya yang enak dan unik, makanlah dan umurmu akan menjadi sangat panjang....” , “wah....terpujilah tuhan Yesus...aku akan berumur panjang...tapi sayangnya aku bukan orang Tamil" potong Anjali

Kemudian kedua orangtua Anjali sejenak berpikir dan tiba-tiba menanyakan "Kalau kau orang Tamil.....apakah kamu Hindu?" tanya kedua orangtua Anjali ke Raja,"iya...emmm...apakah itu yang menghalangi saya untuk bersama Anjali?" tanya Raja,"tentu saja...karena kami mendidik secara Kristen dan kami tidak menerima jika anak kami berpindah agama dari kami" jawab Ayah Anjali dan membuat Raja hanya diam mendengar apa yang dikatakannya.

Kemudian karena Raja bukan orang yang mau membuat konflik maka Raja pun sontak mengatakan: "Baiklah...waktunya sekarang saya pulang ke Chennai...terimakasih untuk semua makanan dan tuhan memberkati" Raja pun keluar dari rumah orangtua Anjali

“Raja...Raja..!” panggil Anjali “Sudah..biarkan dia pergi..kami berdua tak menghendaki...” ucap Ayah Anjali “Biarkan pa....ini hidupku aku sudah dewasa....lepas!” paksa Anjali sambil melepaskan jeratan tangannya dari Ayahnya.

Karena saking cinta matinya Anjali pun mengejar Raja. "Raja....jangan pergi sayang...aku nggak mau pisah sama kamu...” , “aku sayang kamu Anjali...tapi Ayah Ibu mu tidak menghendaki....adatku itu adalah menghormati  Ibu...jika ibu bilang tidak ya tidak...jadi maaf...aku ingin kita terus bersama...tapi sepertinya kau memilih orang yang kurang tepat...atau haruskah kita melakukan hubungan diam-diam?” , “kau gila? aku tidak bisalah....itu dilarang” , “kalau aku membawa kau lari akan membawa hal yang buruk...tinggal serumah juga bukan hal terbaik” , “aku juga berpikir itu hal yang mustahil” , “kalau begitu biarkanlah ini berlalu sayang...I love you, honey..” , “terserah kau saja...aku hanya bisa mengalah" jawab Anjali dengan pasrah sambil menangis.

Akhirnya Raja kembali ke Chennai dengan perasaan yang hancur lebur, dalam hatinya masih ada rasa yang mendalam terhadap Anjali, bila sebelumnya kedua insan ini Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh namun sekarang nila setitik rusak susu sebelanga yang akhirnya

bagaikan Himalaya memisahkan mereka, mereka seakan menghilangkan cerita cinta mereka, tapi nasi sudah menjadi bubur, semua telah terjadi dan kejujuran menjadi keputusan akhir yang merusak semuanya.

Sudah 5 tahun berlalu, dan Raja masih setia dengan dunia perkeretaapian, diapun sudah menjadi wartawan tetap dengan gaji paling besar diantara sesama wartawan “Oru Manikku” karena pekerjaannya yang sempurna dan tulisan novelnya tentang kisah dirinya dengan Anjali yang menjadi best seller dan dijadikan film oleh sutradara Kollywood yang membaca novelnya.

Walaupun sudah 5 tahun menghilang dari jangkauan tangan, bayang-bayang Anjali masih saja membayangi angan-angan dan aktifitasnya, dan kembali ke tempat semua cerita berawal di Stasiun Chennai Egmore, kembali sosok Anjali terlihat dan tampak mengenakan kain sari yang sangat seksi dan menghampiri Raja, seperti imajinasi yang tidak bisa hilang ataupun halusinasi karena panasnya Kota Chennai yang begitu menyengat namun setelah beberapa langkah Raja pun tersadar dan akhirnya Anjali sampai didepannya dan membangunkan dia dari lamunannya serta menanyakan pertanyaan yang mengejutkannya

"Raja...maukah kau menikah dengan ku?”  , “eh...Anjali...aku tak sangka kau datang lagi...apa kabar kau hari ini?” , “aku baik Raja dan aku tidak bisa meninggalkanmu Raja...itulah sebabnya aku datang kesini, lagi” , “Syukurlah kau baik-baik saja dan kau semakin seksi dan cantik” tutup Raja dan Anjali pun hanya tersipu malu. “apakah sudah orangtuamu merestui kita?” , “iya...aku membuat mereka menuruti aku” , “tapi bagaimana bisa?” , “akan aku ceritakan rumah kita nanti....". Tutup Anjali dan dengan tertawa kecil Raja pun mengiyakan permintaan Anjali untuk menikahinya. "I love you Raja...” , “I love you to Anjali...." ucap mereka berdua sambil berpelukan. 

Akhirnya mereka menikah sebulan kemudian dan dilakukan di Gereja Portugis di Trichy dan juga di sebuah Kuil suci kuno di Madurai. Kisah kedua Jurnalis yang berbeda bidang dan berbeda keyakinan akhirnya bersatu menjadi kisah abadi.

TAMAT

versi bahasa Inggris,Hindi,dan Tamil menyusul

Kamis, 31 Januari 2013

Menghilangkan Stigma KA Ekonomi


Interior KA Ekonomi
 Mungkin sudah menjadi hal umum kalau yang disebut dengan Kereta api Ekonomi itu pasti berkaitan dengan suasana yang panas, gerah, dan semrawut, memang bila ungkapan yang mengatakan bahwa “Ada Uang ada barang” memang pas untuk hal yang satu ini, yaitu harga murah dan kualitas yang sebanding dengan kualitas pelayanan yang bisa dikatakan “hancur lebur diterjang badai”. Namun sekarang, hal itu semakin tidak terlihat, sejak PT KAI dipimpin oleh Ignasius Jonan selaku Direktur Utama, wajah KA bergerbong oranye biru ini mulai berubah.
Salah satu Interior KA Ekonomi non-AC
Semenjak diadakannnya kebijakan tidak berlakunya tiket “Tanpa Tempat Duduk” yang walaupun itu membuat PT KAI rugi besar dan semakin bergantung pada subsidi pemerintah, memunculkan banyak sekali respon positif akan hal ini, dan juga berlakunya pemesanan H-30 pada KA Ekonomi juga membuat penumpang makin menikmati kemudahan bepergian dengan menaiki “Si Ular Besi” ini, semakin dibuat nyamannya para penumpang, hingga KMP3 (Kereta Makan dan Pembangkit Ekonomi) untuk semua Kereta api Ekonomi Jarak Jauh yang sebelumnya hanya di beberapa KA Ekonomi saja, sekarang dihidupkan demi memanjakan penumpang agar nyaman didalamnya dan menikmati perjalanan sampai tujuannya masing-masing.

K3 AC Biru vs K3 AC Oranye

Kondensor AC Split pada KA Gaya Baru Malam Selatan
Pelayanan ditingkatkan dan memunculkan kelas KA baru, yaitu Ekonomi AC. Dimulai dengan diresmikannya KA Bogowonto relasi Pasar Senen-Kutoarjo (sekarang diperpanjang sampai Yogyakarta) pada tanggal 3 September 2010 yang awalnya diperuntukkan untuk angkutan lebaran tambahan tahun 2010, sampai setahun berikutnya diresmikan KA Gajah Wong relasi Pasar Senen-Lempuyangan, dan akhirnya jumlahnya makin bertambah dengan rute yang berbeda-beda. 
Interior KA Ekonomi AC "Timpalan" pada Gaya Baru Malam Selatan
Sampai pada tahun 2012, kebijakan baru pun muncul, yaitu pemasangan 6 set AC split disetiap Kereta Penumpang Ekonomi, hal semacam ini pernah di ujicobakan di daerah Sumatra Barat, dengan pemasangan AC rumahan pada KA Sibinuang relasi Stasiun Padang-Stadiun Pariaman, dan hasilnya masih bisa dilihat sampai sekarang, hal ini mungkin kurang umum bagi masyarakat di pulau Jawa, dengan demikian direncanakan pada pertengahan 2013, semua KA Ekonomi Jarak Jauh akan menjadi KA Ekonomi AC-full. Tapi bagaimana dengan komparasi­-nya dengan KA Ekonomi AC “Biru”? kita masih bertanya-tanya apakah bisa efisien seperti K3AC Biru buatan PT INKA, sampai nanti ketemu jawabannya, penumpang setia hanya bisa menikmati betapa adem-nya naik KA Ekonomi yang adem beneeeeerrrrrr......
Interior KA Lokal Ekonomi Rangkasbitung

Interior KA Banten Ekspres relasi Jakarta Kota-Merak (sekarang hanya Tanahabang-Merak)

Interior KA Cepat Purwakarta






Jumat, 25 Januari 2013

Mengintip ke markas ex-Klub bola Bali Selatan

Merana menghadap matahari terbenam, pagar tribun di Stadion Gelora Ngurah Rai, Kotamadya Denpasar yang lama tak ter-urus dan memprihatinkan.

Persepakbolaan di Bali, apa kabar dengan mereka ya?

Tentu dibenak kita semua masih ingat dengan nama-nama seperti PS Gelora Dewata '89 Denpasar, Perseden Denpasar, dan Persekaba Kabupaten Badung yang pernah membawa nama persepakbolaan Pulau Dewata ini. Namun setelah hilangnya nama mereka di kancah persepakbolaan tertinggi tanah air, apa kabar dengan mantan Homebase  mereka yang dahulu pernah disesaki oleh suporter mereka yang selalu setia memuja klub pujaannya, kali ini saya akan memberitahukan ke anda semua tentang keadaan terakhir Stadion sepakbola yang dahulu ditempati oleh Perseden, PS GeDe'89, dan Persekaba Kab.Badung.  

STADION GELORA NGURAH RAI


Pintu gerbang depan masuk ke Tribun VIP
 Karena letaknya ditengah kota, maka stadion inilah yang menjadi pembahasan pertama kita. Stadion sepakbola yang satu ini memang paling dikenal diantara pecinta sepakbola bali, khususnya pada mantan klub yang pernah menempati stadion yang terletak di Jalan Melati nomor 64, Kotamadya Denpasar ini, adalah Gelora Dewata '89, klub Liga Sepakbola Utama Indonesia atau Galatama yang namanya begitu diagung-agung kan masyarakat bali, prestasi terbaik dari tim Barak-Putih-Selem ini adalah menjadi runner-up Galatama tahun 1993, kala itu masih diperkuat pemain sepeti Vata Matanu Garcia,Nus Yadera, Misnadi Amrizal dan Ida Bagus Mahayasa. Bahkan kantor Radio Republik Indonesia(RRI) stasiun Bali pun pernah menempatkan studio broadcasting dan kantornya didepan stadion ini untuk menyiarkan secara langsung dan lebih dekat pertandingan-pertandingan yang dilakoni GeDe. Namun, seiring kepindahan kepemilkikan dari HM. Mislan ke Pemkab.Sidoarjo di tahun 2001, persepakbolaan bali di kancah tertinggi pun seakan menghilang tanpa jejak, seperti tidak ada lagi klub yang mencakup nama Bali secara keseluruhan, dan menyisakan Persekaba Badung, Persegi Gianyar, dan Perseden Denpasar, alhasil setelah peninggalan itu, stadion pun seperti tak terurus, bahkan semasa Perseden Denpasar pun tidak ada tanda perubahan berarti pada kondisi stadion tersebut. 
Kondisi Tribun VIP saat ini
Saat ini fungsi stadion ini tidak lain hanya fasilitas olahraga masyarakat, akibat daripada itu dapat kita lihat hasil ulah dari tangan-tangan jahil seperti mencorat-coret stadion, buang sampah sembarangan, dan kerusakan pada pagar tribun, hal ini pun diperparah dengan kondisi lapangan yang sedikit botak, bergelombang dan tidak rata, serta sistem drainase lapangan yang buruk membuat lapangan ini mudah tergenang air walau hujan kecil, meskipun stadion ini pernah dipakai oleh klub Bali DeVata, namun penggunaannya pun hanya sesaat, itupun saat berlaga di Divisi Utama PT Liga Prima Sportindo (LPIS) 2011-2013 setelah mendapatkan lisensi dari Persires Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, kesannya pun hanya seperti klub murahan yang baru saja terdegradasi dari kompetisi teratas negeri ini, karena mengingat kondisi keuangan yang kembang kempis dan kondisi stadion yang memprihatinkan saat itu.
Kondisi lampu stadion yang sudah lama tak terpakai
Setelah badai, ada angin segar, begitulah ungkapan orang tentang adanya penghidupan kembali PS Gelora Dewata yang memakai lisensi Perseba Super Bangkalan, Madura, Jawa Timur untuk berlaga di Divisi Utama PT Liga Indonesia musim 2012-2013, kabar ini muncul karena kedekatan sang owner dari Perseba Super, Vigit Waluyo dengan sang pemilik lama, HM. Mislan, serta kepeduliannya terhadap sepakbola di pulau dewata, kabar renovasi secara besar-besaran pada stadion berkapasitas 20.000 penonton ini pun muncul dan sudah disepakati oleh KONI Prov.Bali, PSSI Pengprov Bali, PSSI Pengcab Kota Denpasar, dan tentunya Pemerintah Kotamadya Denpasar yang sangat mendukung hal ini agar nama Kota Denpasar kembali muncul dengan gairah  baru persepakbolaannya yang sudah lama mati suri.

berikut beberapa foto yang diperoleh dari lapangan
Kondisi terakhir lapangan yang lama tak pakai dan tak terurus secara baik

Langit sunset yang  indah dapat anda lihat di sepanjang running track dan tribun ekonomi

Terlihat dari tribun utara, anak-anak berlatih sepakbola sambil memandang matahari terbenam

Kondisi papan skor yang sudah lama sekali tidak mencatat skor pertandingan

STADION GELORA SAMUDRA, KUTA, BADUNG

Lapangan Gelora Samudra, sedikit tergenang di kala hujan deras

Mungkin orang kurang tahu atau tidak tahu sama sekali dengan keberadaan stadion yang satu ini, terlebih karena mantan klub yang memakainya juga hanya berkutat di Divisi 1 Liga Indonesia, hingga tahun 2006, ada tim Persekaba Kabupaten Badung, sang Naga Besukih/Laskar Keris Badung  yang mengejutkan publik sepakbola tanah air dengan suksesnya dia masuk ke babak perempat final Piala Indonesia 2005 (saat itu bernama Copa Djisamsoe Indonesia 2005) dengan menyingkirkan PSM Makasar yang kala itu kalah WO karena alasan keamanan, dan melawan Persija Jakarta. Sangat disayangkan karena euphoria masyarakat Badung hanya terhanti sampai tahun 2006, karena lagi-lagi, kepindahan kepemilikan yang jadi masalah, berpindah tangannya kepemilikan klub dari Pemereintah Kabupaten Badung ke Pemerintah Kabupaten Yahukimo,Papua yang diduga disebabkan tidak mampunya pemkab dalam membiayai klub,sehingga saat ini rumah mereka di Jalan Blambangan Gang Gelora II dusun Samudra, Desa Adat Kuta ini pun menjadi sepi dari riuh penonton. 

Sisi barat stadion

Sisi timur stadion

Memang tak ada yang spesial dari stadion ini selain karena lokasi Stadion yang masih masuk lingkungan Desa Adat Kuta, dan tidak seperti Stadion di daerah lain yang harus dibiayai Pemkab/Pemkot untuk membangun dan merawat fasilitas, stadion berkapasitas 12.000 penonton ini hanya dibiayai anggaran Desa Adat, bahkan bisa membuat sarana penerangan lapangan yang memadai untuk digelarnya latihan atau pertandingan malam hari, dan diluar dugaan lapangan stadion ini rata dan memiliki sistem drainase lapangan yang sangat baik, sehingga tidak diragukan jika Persires Bali DeVata memakai lapangan ini untuk latihan dan mengadakan ujicoba. Kondisi tribun VIP pun terjaga dengan baik, begitu pula tribun ekonomi di sisi utara yang bersih dari tanaman rambat dan sampah,walaupun masih ditumbuhi rumput seperti halnya Gelora Ngurah Rai di Kota, sayangnya, didekat papan skor terdapat bekas pagar rubuh yang dahulu rusak oleh ulah suporter.
Terlihat tribun VIP dari sebelah barat laut lapangan

Sisi lain dari tribun selatan

Kondisi tribun ekonomi, terlihat tiang lampu yang mulai roboh karena karat dan tipisnya besi penopang

Papan skor yang rindu untuk mencatatkan skor pertandingan, seperti dahulu kala 
Sekian blusukan saya, dan semoga Pemerintah Provinsi Bali yang akan datang, akan peduli terhadap sepakbola di Pulau Dewata ini.

(Foto dan Tulisan: Biyan Mudzaky Hanindito)
(Informasi dan fakta lapangan: Masyarakat, Wikipedia ,http://rsssf.com, Wikipedia, Balipost, Denpost, Suara Merdeka)