Lebaran yang dulu, dengan yang sekarang terasa begitu
berbeda, terutama bila kita berangkat ke kampung halaman naik KA, kalau dahulu
KA Ekonomi seperti Matarmaja, Pasundan, Gaya Baru Malam Selatan, Kertajaya,dll.
Begitu penuh sesak, panas, dan tidak aman. Sekarang semua telah berubah, karena
sistem baru yang diterapkan PT KAI agar memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat.
Sistem baru tersebut berupa pembatasan jumlah
penumpang pada KA Ekonomi jarak jauh dan Lokal (sistem ini tidak berlaku untuk
Daops 1, pada KA Langsam Rangkasbitung,Banten Ekspres,dan KA "Cepat"
Purwakarta), dengan cara tersebut penumpang tidak akan berdesakan ketika masuk
KA, dan mengurangi angka kriminalitas yang terjadi apabila KA penuh sesak oleh
penumpang yang duduk dibawah. Pada KA Lokal Ekonomi diluar Daops 1, mendapatkan
tiket KA jenis satu ini bagaikan mencari kepiting di rawa berlumpur, apabila
waktunya tidak tepat niscaya anda akan menemukan jadwal KA yang disampingnya
bertuliskan "HABIS",hahaha....seperti pengalaman saya, naik KA
Penataran menuju Surabaya Kota(Semut) lewat Blitar-Kertosono, karena telat
bangun tiket KA pun tidak tersedia lagi, setelah diberi tahu penumpang lain
yang senasib, ternyata untuk mendapatkan tiket KA yang satu ini harus ke
Stasiun pada jam 03.00-Subuh! Betapa berat perjuangannya....tapi ya...demi
perjalanan yang enak apapun akan dilakukan.
Ada lagi kebijakan lain yang menjadi kritikan bagi
banyak orang dan sebenarnya bagus, yaitu pemberlakuan "Satu tiket, satu
nama", kebanyakan orang malas untuk membeli tiket KA ke Stasiun sendiri,
oleh karenanya menyuruh orang lain untuk membelinya. Tidak heran jika banyak
tiket yang hangus di lebaran tahun ini, sebagian ada yang mengeluh, bahkan
menangis namun ada juga yang masih sabar dan membeli tiket baru, walaupun
menunggu seminggu dengan menginap di Stasiun.
Namun positifnya dari semua ini adalah dengan sistem
ini, berkereta api pun menjadi nyaman senyaman pesawat, dan tentunya mengurangi
angka kriminalitas dalam KA jarak jauh, dan yang terpenting, mengurangi angka
percaloan yang merugikan banyak orang.